Minggu, 25 Desember 2011

Bidadaripun Cemburu Padamu

fanpop.com
Di atas tanah pekuburan yang basah, menatap tempat terakhirmu yang masih dipenuhi taburan bunga. Mataku pun turut membasah. Terngiang lagi semua cerita dan kelebatan kisah serupa gulungan film yang diputar kembali di benakku.


Salahkah aku mencintai dia? Hanya karena materi apakah boleh semua orang menghina dan menghakimi dia tidak layak untukku?

Saat itu, aku hanya terdiam menatapmu yang meratap. Buliran bening yang terus mengalir hingga subuh menjelang membuat matamu sembab dan bengkak. Aku hanya bisa menghiburmu, tanpa tahu harus bagaimana. Aku hanya bisa menjadi pendengar dan ikut merasakan kepedihanmu tanpa tahu harus bertindak apa.

Aku ingat, bagaimana kau yang malu-malu jatuh cinta padanya. Kau buat aku tahu perasaanmu, dan kau buat aku menyampaikan isi hatimu padanya. Sebuah cinta pertama yang sederhana pada seorang lelaki yang sederhana. Cinta yang kau tumbuhkan dari sebuah kekaguman, cinta yang tak mengenal kau siapa, dia siapa. Cinta yang apa adanya. 

Dan ketika ada yang mengoyak jalinan ikatan cintamu, aku mengerti, sedalam apa lukamu itu. Seperih apakah tangismu. Ya, mereka tak tahu, bentuk rupa cintamu. Mereka hanya tahu sebatas yang mampu mereka lihat. Mereka tidak tahu sedalam apakah keagungan rasa batinmu.

Bisakah aku sepertimu? Merajut pertalian hati tanpa perlu dibayangi koyakan rasaku?

Sendu ucapmu saat itu. Seolah, aku merasakan kembali torehan luka yang pernah menyayat sebuah hati. Di atas roda yang melaju, aku hanya bisa menguatkanmu lewat untaian kata. Berjalanlah seperti yang kau mau, bukan seperti yang mereka mau. Kau yang menjalani hidupmu. 

Hingga untaian waktu terus berjalan, dan belasan tahun terlewat. Aku tak tahu lagi, sedalam apakah kenangan dirinya di hatimu. Yang aku tahu, tak jua kau temukan seseorang untuk menjadi sandaran jiwamu. Meski tak lelah kau terus mencari, dan mencari. Sesekali kau berkeluh, kapan aku temukan? Di lain waktu kau kuatkan sendiri hatimu, pasti ada di luar sana yang tengah menantiku bukan? Kalaupun itu tidak di dunia ini, aku yakin dia menunggu di dunia yang lain. Seseorang yang akan membuat para bidadari cemburu kepadaku....

Ah.....sungguh aku tak menyangka jika kau masih mematri kuat kenangan bersamanya. Meski kau rela melepaskan dia.... Pesan-pesan terakhirmu, sungguh membuatku tergugu. Juga cerita lelaki itu kepadaku yang masih tersimpan dalam ponselku. Kau tahu, dia masih menyimpan kenangan indah tentangmu.

Di atas tanah pekuburan yang basah....aku terkenang semua kisahmu. Terkenang semua peristiwa yang dulu sering kita lewati bersama. Saat kita berdua tergelak larut dalam tawa, atau saat kita tertunduk larut dalam duka. Dan kini, aku larut dalam dukaku, menatap tempat terakhirmu, seraya berbisik. 

Terbanglah kau dengan sayap indah kupu-kupumu, terbanglah menuju tempat terindah impianmu. Menarilah dengan limpahan cinta abadi untukmu dan bidadaripun cemburu padamu...

Hatiku turut membasah mengingat saat-saat terakhir bersamamu. Mengingat rasa sakitmu. Mengingat permintaanmu yang bahkan belum kupenuhi...

In memoriam, my lovely niece and my best friend too, HRD. You are an angel...

4 komentar: